1. Proses
pembuatan keputusan
Hasil dari pada sebuah keputusan akan sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan
keputusan itu sendiri disamping faktor lain antara lain faktor lingkungan
ekstern, pedidikan, pengalaman, harapan maupun persepsi dari pengambilan
keputusan itu sendiri.
Pengambilan keputusan merupakan proses
yang komleks yang memerlukan penanganan yang serius. Secara umum, proses
pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah beriktu (menurut Gibson dkk,
1987):
1. Menerapkan
tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan keputusan, tujuan dan
sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa hasil yang harus
dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut. .
2.
Identifikasi persoalan : Persoalan-persoalan di seputar pengambilan
keputusan harus diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas.
Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini harus tepat pada inti
persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian dan pengumpulan
faktor-faktor dan data-data yang relevan.
3. Menyusun beberapa kemungkinan
cara atau alternatif pemecahan masalah atau penyelesaian masalah. : Tahap ini berisi
pengnidentifikasian berbagai alternatif yang memungkinkan untuk pengambilan
keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada hubungannya, walaupun sedikit,
harus ditampung dalam tahap ini. Belum ada komentar dan analisis
4.
Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis
tehadap berbagai alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya.
Pada tahap ini juga disusun juga kriteriatentang alternatif yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini mungkin masih
merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
5.
Memilih alternatif terbaik:
Beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus dipilih satu alternatif yang
terbaik. pemilihan alternatif harus harus mempertimbangkan ketersediaan
sumberdaya, keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan, kemampuan
alternatif untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif pada
masa yang akan datang.
6.
Menerapkan keputusan : Keputusan
yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri merupaka abstraksi,
sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
7.
Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan
evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang
sudah diputuskan.
Identifikasi
dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan
analisis data yang relevan
• Pengembangan &
evaluasi alternantif
• Pemilihan
alternatif terbaik
• Implementasi
keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil
Tipe
–Tipe Keputusan Manajemen :
•Keputusan-keputusan perseorangan dan
strategi
•Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model
Pengambilan Keputusan :
•Relationalitas Keputusan
•Model-model perilaku pengambilan keputusan
Teknik
Pengambilan Keputusan :
• Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming &
Synectics
•Teknik -teknik Partisipatif
•Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern
: Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Terdapat 5 faktor internal yang
relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan
suatu dorongan yang
ada dalam dirimanusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan
hasil pemaknaan seseorang terhadapstimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan
informasi danpengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan
sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang
ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak
suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration)
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan
tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat
diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu
:
1.
Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para
pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini
cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang
diambil secara individual.
2.
Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya
diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan
ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap
ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang
dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit
menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior).
Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas
terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah
seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.
Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule
after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang
diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para
anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat
diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari
pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
4.
Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu
organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini
memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi
akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti
tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu
metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
No comments:
Post a Comment
kata-kata mencerminkan kepribadian seseorang